Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Motif Berwirausaha

Krisis ekonomi Eropa yang berdampak ke seluruh dunia mempengaruhi perekonomian Indonesia. Banyaknya pengangguran khususnya mayoritas dari pengangguran lulusan perguruan tinggi serta kurangnya jumlah wirausaha menunjukkan rendahnya motif berwirausaha di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk :
1) memperoleh deskripsi mengenai pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di Majalengka,
2) memperoleh temuan mengenai deskripsi mengenai motif berwirausaha di Majalengka
3) memperoleh temuan mengenai pengaruh pendidikan dan pelatihan kewirausahaan terhadap motif berwirausaha di Majalengka.

Menurut Mulyadi (2011:98) Pendidikan dan latihan merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia biasanya disatukan menjadi diklat (pendidikan dan latihan). Arep (2004:108) menyatakan bahwa pelatihan sebagai sumber motivasi. Pelatihan merupakan salah satu usaha untuk pengembangan SDM, terutama dalam hal pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), keahlian (skill), dan sikap (attitude) Objek dalam penelitian ini adalah studi kasus pada peserta bimbingan belajar softskill Majalengka.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif, metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survey explanatory dan desain penelitian path analysis. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan :

 1) pendidikan dan pelatihan kewirausahaan terlihat dari proses pembelajaran, kemampuan instruktur dan lingungan belajar,
2) motif berwirausaha yaitu kebutuhan kekuasaan, kebutuhan prestasi dan kebutuhan afiliasi.
3) variabel pendidikan dan pelatihan kewirausahaan signifikan berpengaruh positif terhadap motif berwirausaha.

artinya apabila pendidikan dan pelatihan kewirausahaan meningkat maka motif berwirausaha akan meningkat pula atau dengan kata lain akan meningkat apabila motif berwirausaha terjadi peningkatan tingkat pendidikan dan pelatihan kewirausahaan.




Latar Belakang Penelitian 


Bank Indonesia memprediksi, perekonomian Indonesia pada triwulan II/2013 akan bias ke batas bawah dari kisaran perkiraan sebelumnya sebesar 5,9- 6,1 persen. Proyeksi ini sejalan dengan kondisi melemahnya perekonomian global. Berlanjutnya krisis di Eropa dan perlambatan ekonomi China berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi global untuk semakin bias ke bawah. Perkembangan tersebut berdampak pada terbatasnya pertumbuhan ekspor dan investasi, khususnya investasi non-bangunan. Sehingga BI prediksi perlambatan ekonomi masih terjadi di kuartal II 2013. (Sumber: merdeka.com diakses 21:05, 11 Juli 2013).

 Perekonomian pada tahun 2012 mengalami kenaikan dan berhasil menurunkan sedikit jumlah masyarakat miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah masyarakat miskin pada Maret 2012 mencapai 29,12 juta orang atau 11,96 persen dari total penduduk Indonesia saat ini Angka itu turun dibanding Maret 2011 yang mencapai 30,02 juta orang (12,4 persen). (Sumber: vivanews.com diakses 19:10, 17 Febuari 2013). Hal tersebut menunjukan masih banyaknya jumlah masyarakat miskin di Indonesia. Mengurangi jumlah kemiskinan bukan hanya tugas dari pemerintah saja, melainkan dari seluruh elemen didalam suatu negara, termasuk peran mahasiswa dalam memberantas kemiskinan.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai antara pendidikan dan pelatihan kewirausahaan terhadap motif berwirausaha di Majalengka, yaitu :

1. Lingkungan belajar merupakan sub variabel yang terendah dalam pendidikan dan pelatihan kewirausahaan khususnya yang perlu ditingkatkan tentang kedisiplinan di tempat diklat. Perbaikan yang dilakukan yaitu memberikan hukuman (punishment) terhadap peserta maupun instruktur yang kurang disiplin dalam pendidikan dan pelatihan. Hukuman untuk peserta yaitu mempraktekan teori yang akan dipelajari misalnya langsung praktek selling on the stage pada pengunjung café S28. Sedangkan untuk instruktur yang terlambat lebih dari satu jam maka mendapat hukuman potongan gaji sebesar lima puluh ribu rupiah.
Bagi peserta yang paling disiplin akan mendapatkan voucher belanja di café S28 dan voucher coaching personal dengan para instruktur selama 2 bulan. Bagi instruktur yang paling disiplin akan mendapatkan kenaian gaji sebesar lima puluh ribu atau 5% dari total gaji bulanan.

2. Motif kebutuhan prestasi merupakan motif terendah. khususnya perbaikan yang harus dilakukan kepada peserta yaitu memberikan dorongan untuk menjadi yang terbaik dari orang lain. Dengan diadakannya suatu perlombaan business plan, business action untuk mendapatkan modal usaha lima juta rupiah ataupun diarahkan untuk mengikuti pengharagaan yang diadakan oleh Bank mandiri seperti perlombaan wirausaha mandiri dan sebagainya.

3. Memperkuat keunggulan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan serta meningkatkan kekurangan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang otomatis akan mempengaruhi motif berwirausaha yang dimiliki oleh peserta diklat. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lain mengenai antara pendidikan dan pelatihan kewirausahaan tetapi dengan indikator serta objek yang berbeda.

4. Sebagai bahan rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya pada lembaga bimbingan belajar softskill Life School, para peneliti dapat mengangkat beberapa kekurangan permasalahan mengenai inovasi pendidikan dan pelatihan (diklat), sikap kewirausahaan ataupun keberhasilan usaha peserta diklat Life School.

0 Response to "Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Motif Berwirausaha"

Posting Komentar

wdcfawqafwef