Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Latar Belakang

Penelitian Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 dapat turun ke level 5,7% jika krisis global semakin parah. Shubham Chaudhuri, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia, mengatakan penurunan bisa terjadi apabila pemerintah tidak siap dengan kebijakan prioritas menghadapi gejolak ekonomi yang diperkirakan berlanjut dalam jangka panjang. Menurut Shubham, di pertengahan 2012 ekonomi dunia semakin tidak menentu karena risiko berlanjutnya masalah zona Euro ditambah tidak berhentinya tantangan fiskal yang dihadapi oleh negara-negara seperti Amerika Serikat. Masalah tersebut diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih parah dan panjang serta mengganggu ekonomi negara maju. (Sumber:www.komoditasindonesia.com, diakses 17:20, 05Agustus 2012). Sementara itu, untuk menangkal krisis global, Kementerian Perindustrian memilih menggalakkan pertumbuhan industri kecil dan menengah terbukti mampu tahan terhadap krisis ekonomi. Total investasi yang telah terbentuk oleh industri ini mencapai Rp 244 triliun dengan jumlah tenaga kerja sebesar 3,8 juta pada 2010. (Majalah Bloomberg Businessweek/40 22 Desember-11 Januari 2012).

 Pemerintah mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk terus tumbuh sehingga bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja. UMKM diharapkan semakin berperan dalam menekan angka pengangguran. Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan mengungkapkan, pertumbuhan UMKM di Indonesia meningkat pesat dua tahun terakhir. Bila dua tahun lalu jumlah UMKM berkisar 52,8 juta unit usaha, di tahun 2010 berjumlah 53,8 juta dan pada 2011 sudah bertambah menjadi 55,2 juta unit. Jumlah UMKM yang terus meningkat ini diharapkan bisa sebanding dengan penyerapan tenaga kerja. Sebagai catatan, ratarata UMKM bisa menyerap 3–5 tenaga kerja. Dengan adanya penambahan sekitar 3 juta unit UMKM, dalam dua tahun terakhir, jumlah tenaga yang terserap bertambah 15 juta orang. (www.depkop.go.id,19:50, 19 Desember 2012).

Sektor Usaha Kecil dan Menengah di Jawa Barat menjadi penyumbang terbesar bagi Produk Domestik Regional Bruto Jawa Barat yakni mencapai 62,3 persen. Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat Wawan Hermawan Jumlah UKM di Jawa Barat mencapai 8,2 juta, terbesar di Indonesia. Dan berkontribusi ke PDRB secara keseluruhan mengungguli usaha berskala besar,.(Sumber : http://www.antarajawabarat.com, 09.00, 2 Maret 2013)

Berdasarkan data yang dipublikasikan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Barat sebagai hasil analisis tim LAPI (Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri) ITB tahun 2010 terhadap sentra UMKM di Jabar, kondisi sentra UMKM di wilayah Priangan Barat terkonsentrasi di Kabupaten Bandung (44%), disusul Kota Bandung (30%), Kabupaten Sumedang (17%) dan Kota Cimahi (19%). Kondisi sentra UMKM di wilayah Priangan Timur terkonsentrasi di Kabupaten Garut (28%), Kabupaten Tasikmalaya (26%), Kabupaten Ciamis (23%), Kota Tasikmalaya (17%) dan Kota Banjar (6%). (diskumkm.jabarprov.go.id, 21 Desember 2012). Kota Bandung memiliki sentra industri sebagai kumpulan atau wadah pengusaha umkm yang berbisnis di bidang usaha yang sama berikut merupakan data tabel sentra industri di Bandung.

Sentra boneka Sukamulya merupakan salah satu sentra industri yang baru diresmikan pada tahun 2009 oleh Walikota Kota Bandung dan Pemerintahan Kota Bandung. Boneka merupakan salah satu hasil produksi industri yang cukup diminati sebagai souvenir maupun yang dijual umum ke masyarakat dengan segala tingkatan umur. Wilayah di kota Bandung memiliki 30 Kecamatan dan yang memiliki potensi industri dan diantaranya terdapat di Kecamatan Sukajadi terletak di wilayah bandung barat di Kelurahan Sukagalih yang merupakan salah satu pembagian wilayah dari 5 Kelurahan yaitu Pasteur, Cipedes, Sukabungah, Sukagalih dan Sukawarna. Kecamatan Sukajadi terletak di jalur masuk Kota Bandung dari jalur Barat yang dari pintu Tol Pasteur.

Di Kecamatan Sukajadi terdapat beberapa potensi perkonomian yang dapat dikembangkan yaitu, Kelurahan Pasteur dengan potensi makanan ringan, Kelurahan Cipedes dengan pengrajin tahu tempe dan penangkaran burung kenari, Kelurahan Sukabungah dengan pengrajin sandal dan makanan ringan, Kelurahan Sukagalih dengan pengrajin boneka, Kelurahan Sukawarna dengan pengrajin boneka dan konveksi. (www.bandung.go.id, diakses 09:00, 5 Agustus 2012).

Kelurahan Sukagalih merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Sukajadi dan bagian dari wilayah kota Bandung dengan memiliki luas lahan sebesar 131 Ha. Adapun keunggulan yang berpotensi di Kelurahan Sukagalih yaitu dalam sektor industri kreatif dan kerajinan yang terdapat pada Sentra Pengrajin Boneka di jalan Sukamulya.

Kelurahan Sukagalih merupakan salah satu tempat bagi para pengrajin boneka yang bergerak di dalam industri kreatif yang dinamakan Sentra Pengrajin Boneka Sukamulya.Sentra Boneka Sukamulya telah hadir di kota Bandung sejak awal tahun 1986, serta mencapai puncakpenjualan pada tahun 1997.

Sentra Boneka Sukamulya berjalan dengan berbasis kepada industri rumahan (home industry). Produk boneka yang diproduksi oleh tangan-tangan terampil pekerja dengan bantuan mesin-mesin semi tradisional. Kualitas dan model produk sentra boneka ini termasuk baik.Harga dari boneka ini termasuk dalam kategori harga yang terjangkau bagi konsumen yaitu berkisar Rp 7.000 - Rp 150.000. Pada tahun 2009, Sentra Boneka Sukamulya baru diresmikan oleh pemerintah Kota Bandung. Jumlah pengrajin boneka Sukamulya mengalami banyak perubahan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1986 jumlah pengrajin boneka berjumlah 100 pengrajin. Beberapa tahun kemudian mengalami penurunan di tahun 1997 menjadi 86 pengrajin. Di tahun 2002 jumlah pengrajin boneka menjadi 57 pengrajin. Pada tahun 2009, jumlah pengrajin boneka Sukamulya yang masih aktif berjumlah 19 pengrajin.

Gaspersz (2003:46) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha diantarannya perilaku kewirausahaan, modal kerja, pengalaman, motivasi kerja, dan keterampilan”. Perilaku kewirausahaan menurut Kathleen L. Hawkins dan Peter A. Turla (dalam Suryana, 2011:51) adalah diantarannya berdasarkan “kepribadian, hubungan, pemasaran, keahlian dalam mengatur, dan keuangan”.

Adapun gambaran perilaku wirausaha sentra boneka Sukamulya Bandung dilihat berdasarkan berdasarkan kepribadian, pengusaha boneka dapat dikatakan sebagian yang memiliki kreativitas dengan memiliki ide untuk membuat trend boneka yang sedang disenangi oleh pembeli dan dalam segi pengambilan resiko masih kurang dikarenakan sedikit pengusaha yang membuka unit usaha baru. Dalam kemampuan hubungan, diketahui bahwa sebagian pengusaha kurang dapat berhubungan baik dengan orang baru yang datang ke tempat usahanya dikarenakan pengusaha terlalu sibuk untuk mengurus kebutuhan produksi perusahaannya sehingga tidak dapat secara optimal melayani orang baru yang berkunjung ke tempat usahanya dan pada manajemen pengusaha boneka dalam hal tenaga kerja untuk memproduksi boneka hampir sebagian besar dari mereka mengalami gangguan, diantarannya dikarenakan ketidakstabilan jumlah tenaga kerja.

Berdasarkan kemampuan pemasaran, dalam hal pemasaran para pengusaha atau pengrajin sebagian besar mesih tetap mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Dilihat dari keahlian dalam mengatur, perencanaan untuk pemenuhan pesanan boneka pelanggan terkadang masih terganggu dikarenakan perencanaan untuk waktu penyelesaian pesanan boneka berubah akibat keterlambatan dan kualitas bahan baku serta jumlah tenaga kerja yang kurang mencukupi. Dalam hal keuangan, hampir seluruhnya pengusaha atau pengrajin boneka meminjam ke pihak lain untuk menambah dan memenuhi modal sehingga pengusaha sulit untuk mengatur keuangan yang dimana modal dan pendapatan pribadi masih menjadi satu. (Hasil Wawancara dengan Pengusaha Sentra Boneka Sukamulya Bandung, 2013).

Berdasarkan keadaan perilaku kewirausahaan yang terdapat pada pengusaha boneka maka dapat diketahui hubungan perilaku kewirausahaan dengan keberhasilan usaha yaitu dari penjelasan Gaspersz (2003:46) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha diantarannya perilaku kewirausahaan, modal kerja, pengalaman, motivasi kerja, dan keterampilan”. Pada keberhasilan usaha salah satu yang mempengaruhi adalah faktor perilaku kewirausahaan sebagai pelaku wirausaha (wirausahawan) harus memiliki perilaku kewirausahaan yang baik untuk mencapai keberhasilan.

Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah keberhasilan usaha sentra boneka Sukamulya Bandung. Hal tersebut ditunjukkan pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi pesanan yang dilihat dalam jumlah produksi, jumlah pelanggan, jumlah pendapatan, dan perbaikan sarana fisik. Berdasarkan data yang didapatkan tampak terlihat ketidakberhasilan usaha. Diketahui penyebab ketidakberhasilan usaha pengusaha sentra boneka Sukamulya Bandung karena perilaku kewirausahaan yang kurang baik terutama dalam hal kemampuan hubungan dan keahlian dalam mengatur sehingga menyebabkan ketidakberhasilan usaha. Oleh karena itu perusahaan harus meningkatkan perilaku kewirausahaan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui tingkat perilaku kewirausahaan pengusaha sentra boneka Sukamulya Bandung
2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan usaha pengusaha sentra boneka Sukamulya Bandung
3) Untuk mengetahui besarnya pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pengusaha sentra boneka Sukamulya Bandung.

Objek dalam penelitian ini adalah pengusaha sentra boneka Sukamulya Bandung . Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku kewirausahaan dan keberhasilan usaha sebagai variable terikat. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik sampel jenuh dengan jumlah sampel 13 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Dalam penelitian ini terdapat gambaran bahwa
1) Tingkat perilaku kewirausahaan pengusaha Sentra Boneka Sukamulya Bandung pada kategori baik,
 2) Tingkat keberhasilan usaha pengusaha Sentra Boneka Sukamulya Bandung ini pada kategori berhasil,
]3) perilaku kewirausahaan berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha sebesar 41,6% dan sisanya 58,4% dipengaruhi oleh faktor lain.

 Berdasarkan hasil penelitian ini direkomendasikan sebagai dasar untuk dilakukannya penelitian lain mengenai perilaku kewirausahaan dan keberhasilan usaha dengan indikator serta objek yang berbeda.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian dan pengujian analisis regresi yang dilaksanakan mengenai pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha Sukamulya Kota Bandung, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pembahasan penelitian menyatakan bahwa hampir seluruhnya perilaku kewirausahaan yang dilakukan pengusaha boneka di Kota Bandung berada pada kategori tinggi yang artinya baik.
Hal ini diketahui dari hasil penelitian bahwa kemampuan mengawasi hasil kerja karyawan pengusaha bagus sedangkan pengusaha dalam menggunakan media cetak untuk iklan tidak bagus.

2. Berdasarkan pembahasan penelitian menyatakan bahwa sebagian besar keberhasilan usaha pada pengusaha boneka Sukamulya di Kota Bandung berada pada kategori agak tinggi yang artinya cukup berhasil. Hal tersebut diketahui dari hasil penelitian bahwa penggunaan bahan baku sesuai dengan kebutuhan jumlah produksi pengusaha bagus dan diketahui peningkatan jumlah cabang usaha, peningkatan perluasan bentuk usaha lain diluar usaha boneka dan peningkatan pengadaan alat produksi pengusaha tidak bagus.

3. Perilaku kewirausahaan yang dilakukan pengusaha boneka berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha dan berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian yang diketahui perilaku kewirausahaan pengusaha bagus dan keberhasilan usaha cukup bagus sehingga diketahui hubungan antara perilaku kewirausahaan pengusaha dan keberhasilan usaha pengusaha cukup bagus.


 Rekomendasi 

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha boneka Sukamulya Bandung yaitu:

1. Sebaiknya pengusaha boneka Sukamulya Bandung lebih mengoptimalkan penggunaan media cetak untuk iklan agar masyarakat menjadi lebih mengetahui produk boneka Sukamulya Bandung. Pengusaha harus lebih memperhatikan atau memaksimalkan penetapan perilaku kewirausahaan.

2. Hendaknya perusahaan harus lebih memaksimalkan peningkatan dan perbaikan pada peningkatan jumlah cabang usaha. Pengusaha harus mengupayakan terhadap perluasan cabang usaha agar dapat memperbaiki dalam hal keberhasilan usaha boneka Sukamulya Bandung seperti misalnya membuka toko atau unit produksi boneka di tempat atau kota lainnya. Peningkatan perluasan bentuk usaha lain diluar usaha boneka perlu diperhatikan oleh pengusaha boneka dengan cara membuka unit usaha baru seperti misalnya membuka usaha seperti usaha baju, sepatu, makanan, karpet ataupun usaha lainnya.

3. Sebaiknya pengadaan alat produksi sebagai bentuk permodalan barang seharusnya dapat ditingkatkan sehingga dalam produksi boneka pengusaha boneka Sukamulya dapat lebih optimal.

0 Response to "Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha "

Posting Komentar

wdcfawqafwef